
Home > News >
How To be Dynamic During The Pandemic
Tidak ada yang menyangka bahwa efek dari pandemi di tahun 2020 masih berpengaruh sampai sekarang. Bahkan berimbas sampai masa depan. Gangguan ekonomi sosial di seluruh dunia, menghancurkan pekerjaan dan menempatkan jutaan mata pencaharian dalam bahaya. Beberapa diantara kita harus melepas kepergian orang-orang terdekat, kehilangan pekerjaan, depresi, stres akut, hingga bangkrut, dan lain sebagainya.
Jeff adalah salah satu mahasiswa ilmu komunikasi yang sangat aktif, baik di dalam dan di luar kampus. Jeff berbagi, bagaimana dinamika perubahan itu perlu, pada saat pandemi. Karena pada dasarnya tidak ada hal yang menyenangkan terjadi sepanjang waktu. Daripada menyerah terhadap hal yang membuat kita sangat tidak nyaman, kenapa kita tidak belajar untuk fokus pada aspek positif. Penelitian pun mendukung bahwa emosi yang positif membantu membangun kekuatan dan ketahanan manusia. Kita perlu mulai memikirkan cara untuk tumbuh, dan itu bisa dimulai dari perbaikan diri.
“Selama pandemi ini sudah banyak banget yang lesu, sedih, dan mengeluh. Terus terang, aku malah berpikir sebaliknya. Pandemi ini justru menghasilkan banyak keuntungan buatku, karena aku diberi banyak kesempatan untuk lebih berkarya. Contoh yang paling nyata adalah aku suka ikut kompetisi (public speaking). Kalau dulu, ikut lomba itu aku minimal modal transportasi dan akomodasi sendiri. Dan itu juga belum tentu menang. Sejak pandemi, aku bisa ikut hingga 10 kompetisi di berbagai kota seperti Jakarta, Jogja, Bandung, dan lainnya secara online. Aku tidak perlu keluar biaya tapi kompetisi dan hasilnya tetap sama.
Karena semua serba online, mau tidak mau kehidupan digital tumbuh drastis dengan cepat. Kita bisa lihat banyak banget karya-karya podcast bermunculan, lalu sosial media makin juga marak dan terus bertumbuh. Ini kesempatan tidak cuma di generasiku, tapi juga generasi bawah dan atas.”, kata Jeff.
“Webinar itu sekarang bertebaran dan banyak yang gratis. Menurutku, ini saat yang tepat untuk mengembangkan diri dan memperluas kemampuan skill. Baru-baru ini aku belajar semacam kelas bahasa isyarat. Bisa dibilang karena nganggur, jadi belajar untuk hal baru. Bahasa isyarat ini buatku penting apalagi sekarang komunikasi lewat online kan agak berbeda ya. Kita tidak bisa asal bicara ketika ingin bicara, harus menunggu yang satu selesai baru kemudian yang lain. Kemudian sekarang semua orang menggunakan masker, jadi komunikasi jauh lebih terbatas. Nah, bahasa isyarat ini membantu aku untuk tahu respon yang harus diberikan ketika kita tidak perlu bicara. Aku masih awam, tapi coba aku terapin karena ini bagian dari pelajaran baru komunikasi di era pandemi.” “Orang tuaku juga jadinya mau tidak mau harus peka terhadap teknologi. Minimal sekarang dia bisa nonton drama korea mandiri. Dan sejak pandemi, aktivitasku di sosial media juga mau tidak mau jadi bertambah, aku belajar mengenal algoritma, sosial media analisis dan lain-lainnya.”
“Kelas online juga sekarang platformnya banyak banget. Dan tidak semuanya harus berbayar. Ketika kita sudah belajar hal baru, itu selalu bisa diolah lagi untuk dibagikan ke orang lain. Tantangannya mungkin orang itu cenderung malas mencoba. Padahal usahanya tidak sesukar dulu, karena semua bisa di-google dan informasinya sudah banyak banget. Mungkin kalau sudah dapat benefitnya baru ketagihan ya.”
“Manfaatkan pandemi untuk mengembangkan diri. Break dari rutinitas. Refleksi diri kurangnya dimana dan apa sih yang bisa kita kembangkan. Jadi memang sepertinya semua sedang dibatasi, kerja dibatasi, jalan-jalan dibatasi, tujuannya untuk kita mengevaluasi diri.”
Kita semua tahu, tidak ada yang menginginkan bencana, dan itu sangat mudah untuk setiap kita terjebak dalam keputusasaan pada saat dunia sedang berhenti. Ketika krisis sudah terjadi, setidaknya ada satu hal yang bisa kita kontrol, yaitu bagaimana sikap kita menjalani realita. Selalu ada pilihan walaupun terkadang pilihannya melibatkan pengorbanan. Jadi, pertanyaannya adalah: perjuangan atau pengorbanan apa yang mau kita toleransi? Karena pada akhirnya, pilihan tersebut adalah kemampuan kita untuk bertahan, untuk menangani masa sulit yang tidak terhindarkan.
Need help with developing your Brand? Please contact us anytime, alternatively we could offer a customized course on the subject to better educate your team.
Want to follow Jeff? visit his IG account at @jeffhendrawan
Need help getting started in the world of Branding?
Please visit our contact page or WhatsApp us +62 81 331 916 912